Oleh: Abu Sa'dy Jr.
(TAFAKUR TAHUN BARU 1430 H)
Hari demi hari telah berlalu, demikian pula minggu dan bulan, kalender 1429 H tinggal satu lembar setelah dengan setia kita menyobeknya sejak lembar pertama 360 hari yang lalu. Kalender baru 1430 H giliran berikutnya.
Andai kita berfikir naif -tak mau menggunakan kelebihan yang diberikan Al Kholiq kepada manusia : akal, barangkali tak ada bedanya kita hidup di tahun berapa. Tahun 1427 kek, 1428 kek, atau tahun 2500 sekalipun. Tak ada bedanya hidup pada hari Senin, Selasa, Sabtu atau minggu. Semua sama saja. Hari kemarin dimulai dengan pagi, lalu siang, sore, malam, selesai. Hari ini, esok, lusa, juga begitu. Hidup ini monoton.
Tapi tidak demikian bagi orang yang ma(mp)u bertafakur. Ia tak akan melewatkan waktunya begitu saja, sebab tak pernah ada waktu yang terulang dua kali dalam hidup ini. Nama jam, hari, bulan, boleh sama, tapi pada hakekatnya semua berbeda. Hari ini adalah hari ini, tak akan terulang kembali sampai kapanpun. Jam, menit bahkan detik ini tak akan pernah terulang untuk yang kedua kalinya. Orang bijak berujar : ” seperti halnya setiap butir mutiara itu berharga, demikian pula setiap detik dari waktu kita ”. Itulah sebabnya barangkali, karena demikian pentingnya waktu sampai-sampai Allah SWT banyak menggunakannya sebagai alat qosam (sumpah) dalam beberapa firmannya. Allah SWT berfirman : ” Demi masa. Sesungguhnya semua manusia itu dalam keadaan merugi ”. (QS:105:1 – 2).
Adalah moment yang tepat kalau pada saat injury time ( meminjam istilah sepak bola ) tahun 1429 H ini kita refleksikan kembali apa yang telah kita perbuat sepanjang tahun. Kita mengintrospeksi diri sebelum diektrospeksi Allah SWT nanti : ” Bacalah lembaran kitabmu, cukuplah engkau sendiri hari ini yang melakukan perhitungan atas dirimu ” (Q.S:17: 14). Adakah amal soleh kita lebih banyak dari pada amal salah atau sebaliknya?. Introspeksi disaat injury time ini (disamping membaca do’a akhir tahun tentunya ) perlu kita lakukan agar kita tidak termasuk ke dalam kategori ” orang yang merugi ”.
Konsekwensi logis dari introspeksi tadi minimal kita ” tidak akan terperosok ke dalam lubang yang sama untuk yang kedua kali ” (Al Hadits), dan kita akan selalu berusaha untuk maju satu langkah ke depan, tidak merasa cukup dengan hanya jalan di tempat, dalam hal apapun.
Today must be better than yesterday, and tomorow must be better than today !.
Well come 1430 Hijriyah !!!.
Hari demi hari telah berlalu, demikian pula minggu dan bulan, kalender 1429 H tinggal satu lembar setelah dengan setia kita menyobeknya sejak lembar pertama 360 hari yang lalu. Kalender baru 1430 H giliran berikutnya.
Andai kita berfikir naif -tak mau menggunakan kelebihan yang diberikan Al Kholiq kepada manusia : akal, barangkali tak ada bedanya kita hidup di tahun berapa. Tahun 1427 kek, 1428 kek, atau tahun 2500 sekalipun. Tak ada bedanya hidup pada hari Senin, Selasa, Sabtu atau minggu. Semua sama saja. Hari kemarin dimulai dengan pagi, lalu siang, sore, malam, selesai. Hari ini, esok, lusa, juga begitu. Hidup ini monoton.
Tapi tidak demikian bagi orang yang ma(mp)u bertafakur. Ia tak akan melewatkan waktunya begitu saja, sebab tak pernah ada waktu yang terulang dua kali dalam hidup ini. Nama jam, hari, bulan, boleh sama, tapi pada hakekatnya semua berbeda. Hari ini adalah hari ini, tak akan terulang kembali sampai kapanpun. Jam, menit bahkan detik ini tak akan pernah terulang untuk yang kedua kalinya. Orang bijak berujar : ” seperti halnya setiap butir mutiara itu berharga, demikian pula setiap detik dari waktu kita ”. Itulah sebabnya barangkali, karena demikian pentingnya waktu sampai-sampai Allah SWT banyak menggunakannya sebagai alat qosam (sumpah) dalam beberapa firmannya. Allah SWT berfirman : ” Demi masa. Sesungguhnya semua manusia itu dalam keadaan merugi ”. (QS:105:1 – 2).
Adalah moment yang tepat kalau pada saat injury time ( meminjam istilah sepak bola ) tahun 1429 H ini kita refleksikan kembali apa yang telah kita perbuat sepanjang tahun. Kita mengintrospeksi diri sebelum diektrospeksi Allah SWT nanti : ” Bacalah lembaran kitabmu, cukuplah engkau sendiri hari ini yang melakukan perhitungan atas dirimu ” (Q.S:17: 14). Adakah amal soleh kita lebih banyak dari pada amal salah atau sebaliknya?. Introspeksi disaat injury time ini (disamping membaca do’a akhir tahun tentunya ) perlu kita lakukan agar kita tidak termasuk ke dalam kategori ” orang yang merugi ”.
Konsekwensi logis dari introspeksi tadi minimal kita ” tidak akan terperosok ke dalam lubang yang sama untuk yang kedua kali ” (Al Hadits), dan kita akan selalu berusaha untuk maju satu langkah ke depan, tidak merasa cukup dengan hanya jalan di tempat, dalam hal apapun.
Today must be better than yesterday, and tomorow must be better than today !.
Well come 1430 Hijriyah !!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar