Allah SWT telah menganugerahkan keutamaan bagi umat ini terhadap mereka yang mau berdzikir serta mau mengingat kebesaran dan keagungan Allah SWT. Seorang hamba yang berdzikir kepada Allah SWT akan mendapatkan keistimewaan yang tidak ada bandingannya di sisi Allah SWT. Karena orang-orang yang berdzikir pada dasarnya mereka bersama-sama Allah SWT. Allah SWT telah berfirman bahwa Allah bersama hamba-Nya yang menyebut-Nya. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya bahwa Allah SWT berkuasa untuk berbuat seperti harapan hamba-Nya terhadap Allah, dan Allah SWT senantiasa menjaga, memberi taufiq serta pertolongan kepada hamba-Nya jika hamba itu menyebut nama Allah SWT. Jika hamba itu menyebut nama Allah SWT dengan lirih, maka Allah SWT akan memberinya pahala dan rahmat dengan sembunyi-sembunyi, dan jika ia menyebut nama Allah SWT secara berjamaah atau dengan suara keras maka Allah SWT akan menyebutnya di kalangan malaikat yang mulia.
Dzikir merupakan amal yang paling dicintai Allah SWT. Shahabat Mu’adz bin Jabal menuturkan bahwa dirinya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW perihal amal yang paling dicintai oleh Allah SWT. Maka Rasulullah SAW menjawab: “Engkau mati sedangkan lisanmu basah dalam keadaan berdzikir kepada Allah SWT.” [H.R. al-Thabrani].
Dzikir merupakan amal perbuatan kita yang paling baik di sisi Allah SWT dan merupakan faktor yang paling kuat untuk mengangkat derajat kita di sisi Allah SWT. Dzikir lebih baik dari pada memerangi musuh yang tidak disertai rasa ikhlash. Rasulullah SAW telah menegaskan melalui sabdanya bahwa dzikir kepada Allah SWT merupakan amal yang paling baik, lebih baik dari pada menginfakkan emas dan perak serta lebih baik dari memerangi musuh. Shahabat Mu’adz mengatakan bahwa tidak ada satu amalpun yang lebih menyelamatkan dari siksa Allah SWT dari pada dzikir kepada Allah SWT.
Dzikir kepada Allah SWT merupakan media yang dapat menjernihkan hati dan dapat menyelamatkan diri dari siksa Allah SWT. Orang yang berdzikir merupakan hamba yang paling mulia derajat dan kedudukannya. Rasulullah SAW suatu saat pernah ditanya tentang siapa hamba Allah SWT yang paling mulia derajatnya di sisi Allah SWT pada hari kiamat. Maka Rasulullah SAW menjawab bahwa hamba itu adalah orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah SWT. Dzikir juga dapat mendidik akhlak dan melembutkan karakter. Sehingga apabila seorang hamba khusyu’ dalam dzikirnya, maka sikapnya kepada sesamanya akan menjadi lembut dan penuh pengertian.
Dzikir kepada Allah SWT bisa menjadi pelindung dari gangguan syaitan yang biasa bersembunyi dan menjadi benteng yang kokoh agar tidak terjerumus untuk melakukan perbuatan-perbuatan maksiat. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya syaithan meletakkan mulut dan hidungnya pada hati anak Adam. Jika ia berdzikir kepada Allah SWT, maka syaithan merasa tertekan dan seandainya ia lupa kepada Allah SWT, maka syaithan akan menelan hatinya.” [H.R. al-Baihaqi dll.]. Sehingga jauh dekatnya syaithan kepada manusia tergantung seberapa banyak dan kuatnya ia dalam berdzikir kepada Allah SWT. Syaithan akan menjauh dari orang-orang yang berdzikir karena dalam dzikir itu terdapat cahaya yang membuat syaithan ketakutan.
Dzikir juga merupakan pedang bagi kaum muslimin. Dengan pedang dzikir itu mereka memerangi musuh-musuhnya baik dari golongan jin maupun manusia. Dengan dzikir mereka menangkis bala’ yang melewatinya. Para ulama berkata: “Sesungguhnya bala’ ketika turun pada suatu kaum, sedangkan di dalam kaum itu terdapat orang yang berdzikir, maka bala’ itu akan menjauh dari kaum itu.” Dzun Nun al-Mishri mengatakan bahwa barang siapa yang berdzikir kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menjaganya dari segala sesuatu.
Dzikir kepada Allah SWT dapat mengantarkan seorang hamba kepada derajat yang mulia di surga. Dzikir kepada Allah juga dapat membuat hati ini menjadi terang dan hidup serta menunujukkannya kepada kebenaran. Orang yang tidak berdzikir hatinya gelap dan hancur seperti orang yang telah meninggal. Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang yang berdzikir dan yang tidak berdzikir laksana orang yang hidup dan orang yang meninggal.” [H.R. Bukhari-Muslim].
Orang-orang yang berdzikir meyakini bahwa mereka akan memperoleh pengampunan dan ridla Allah SWT. Mereka tidak akan pergi dari majlis dzikir itu kecuali dosa-dosa dan kesalahan mereka telah diampuni oleh Allah SWT. Mereka berada pada derajat yang mulia, dekat dengan rahmat serta kasih sayang Allah SWT. Mereka dicintai oleh para nabi dan syuhada’. Wajah mereka berseri-seri dan hati mereka senang dan gembira. Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT akan membangkitkan sekelompok kaum pada hari kiamat. Terdapat cahaya pada wajah-wajah mereka seperti cahaya di atas mimbar-mimbar mutiara. Orang-orang iri kepada mereka. Mereka bukan dari kalangan para nabi dan juga bukan para syuhada’. Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah SWT dari kelompok dan daerah yang berbeda-beda. Mereka berkumpul untuk berdzikir kepada Allah SWT.” [H.R. al-Thabrani].
Yang lebih membanggakan adalah bahwa majlis yang digunakan untuk berdzikir kepada Allah SWT merupakan taman surga sebagaimana yang telah diterangkan oleh Rasulullah SAW dalam beberapa haditsnya. Mudah-mudahan kita semua dijadikan sebagai hamba Allah SWT yang selalu ingat dan berdzikir kepada Allah SWT dimanapun kita berada. red.
Dzikir merupakan amal yang paling dicintai Allah SWT. Shahabat Mu’adz bin Jabal menuturkan bahwa dirinya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW perihal amal yang paling dicintai oleh Allah SWT. Maka Rasulullah SAW menjawab: “Engkau mati sedangkan lisanmu basah dalam keadaan berdzikir kepada Allah SWT.” [H.R. al-Thabrani].
Dzikir merupakan amal perbuatan kita yang paling baik di sisi Allah SWT dan merupakan faktor yang paling kuat untuk mengangkat derajat kita di sisi Allah SWT. Dzikir lebih baik dari pada memerangi musuh yang tidak disertai rasa ikhlash. Rasulullah SAW telah menegaskan melalui sabdanya bahwa dzikir kepada Allah SWT merupakan amal yang paling baik, lebih baik dari pada menginfakkan emas dan perak serta lebih baik dari memerangi musuh. Shahabat Mu’adz mengatakan bahwa tidak ada satu amalpun yang lebih menyelamatkan dari siksa Allah SWT dari pada dzikir kepada Allah SWT.
Dzikir kepada Allah SWT merupakan media yang dapat menjernihkan hati dan dapat menyelamatkan diri dari siksa Allah SWT. Orang yang berdzikir merupakan hamba yang paling mulia derajat dan kedudukannya. Rasulullah SAW suatu saat pernah ditanya tentang siapa hamba Allah SWT yang paling mulia derajatnya di sisi Allah SWT pada hari kiamat. Maka Rasulullah SAW menjawab bahwa hamba itu adalah orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah SWT. Dzikir juga dapat mendidik akhlak dan melembutkan karakter. Sehingga apabila seorang hamba khusyu’ dalam dzikirnya, maka sikapnya kepada sesamanya akan menjadi lembut dan penuh pengertian.
Dzikir kepada Allah SWT bisa menjadi pelindung dari gangguan syaitan yang biasa bersembunyi dan menjadi benteng yang kokoh agar tidak terjerumus untuk melakukan perbuatan-perbuatan maksiat. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya syaithan meletakkan mulut dan hidungnya pada hati anak Adam. Jika ia berdzikir kepada Allah SWT, maka syaithan merasa tertekan dan seandainya ia lupa kepada Allah SWT, maka syaithan akan menelan hatinya.” [H.R. al-Baihaqi dll.]. Sehingga jauh dekatnya syaithan kepada manusia tergantung seberapa banyak dan kuatnya ia dalam berdzikir kepada Allah SWT. Syaithan akan menjauh dari orang-orang yang berdzikir karena dalam dzikir itu terdapat cahaya yang membuat syaithan ketakutan.
Dzikir juga merupakan pedang bagi kaum muslimin. Dengan pedang dzikir itu mereka memerangi musuh-musuhnya baik dari golongan jin maupun manusia. Dengan dzikir mereka menangkis bala’ yang melewatinya. Para ulama berkata: “Sesungguhnya bala’ ketika turun pada suatu kaum, sedangkan di dalam kaum itu terdapat orang yang berdzikir, maka bala’ itu akan menjauh dari kaum itu.” Dzun Nun al-Mishri mengatakan bahwa barang siapa yang berdzikir kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan menjaganya dari segala sesuatu.
Dzikir kepada Allah SWT dapat mengantarkan seorang hamba kepada derajat yang mulia di surga. Dzikir kepada Allah juga dapat membuat hati ini menjadi terang dan hidup serta menunujukkannya kepada kebenaran. Orang yang tidak berdzikir hatinya gelap dan hancur seperti orang yang telah meninggal. Rasulullah SAW bersabda: “Perumpamaan orang yang berdzikir dan yang tidak berdzikir laksana orang yang hidup dan orang yang meninggal.” [H.R. Bukhari-Muslim].
Orang-orang yang berdzikir meyakini bahwa mereka akan memperoleh pengampunan dan ridla Allah SWT. Mereka tidak akan pergi dari majlis dzikir itu kecuali dosa-dosa dan kesalahan mereka telah diampuni oleh Allah SWT. Mereka berada pada derajat yang mulia, dekat dengan rahmat serta kasih sayang Allah SWT. Mereka dicintai oleh para nabi dan syuhada’. Wajah mereka berseri-seri dan hati mereka senang dan gembira. Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT akan membangkitkan sekelompok kaum pada hari kiamat. Terdapat cahaya pada wajah-wajah mereka seperti cahaya di atas mimbar-mimbar mutiara. Orang-orang iri kepada mereka. Mereka bukan dari kalangan para nabi dan juga bukan para syuhada’. Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah SWT dari kelompok dan daerah yang berbeda-beda. Mereka berkumpul untuk berdzikir kepada Allah SWT.” [H.R. al-Thabrani].
Yang lebih membanggakan adalah bahwa majlis yang digunakan untuk berdzikir kepada Allah SWT merupakan taman surga sebagaimana yang telah diterangkan oleh Rasulullah SAW dalam beberapa haditsnya. Mudah-mudahan kita semua dijadikan sebagai hamba Allah SWT yang selalu ingat dan berdzikir kepada Allah SWT dimanapun kita berada. red.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar