Kamis, 20 Agustus 2009

RAMADHAN; BULAN PENUH BERKAH DAN AMPUNAN



Patut kita syukuri, karena Allah SWT masih berkenan memberi kesempatan kepada kita untuk bertemu dan berjumpa lagi dengan bulan Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan. Semoga dengan masih dipanjangkan umur kita ini, Allah SWT berkehendak menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang senang, senantiasa menambah dan meningkatkan amal kebajikan, mengisi hari-harinya dengan ketaatan kepada-Nya, sehingga hari ini lebih baik dari hari kemarin dan seterusnya. Nabi SAW telah menegaskan bahwa sebaik-baiknya hamba adalah orang yang dianugerahi umur panjang dan selalu beramal baik. Sebaliknya, seburuk-buruknya hamba adalah orang-orang yang diberi umur panjang dan selalu melakukan perbuatan keji dan tercela. Di bulan ini, semoga kita dianugerahi kesehatan oleh Allah SWT, kesehatan rohani dan jasmani sehingga kita betul-betul menyambut bulan ini dengan hati yang gembira serta dapat meninggkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Amiin.

Definisi Puasa
Puasa secara etimologi adalah menahan dari perkataan dan makanan, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا.[مريم/26]
“Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. [Q.S. Maryam : 26]
Sedangkan secara terminologi puasa adalah menahan dari segala macam perkara yang dapat membatalkan puasa, mulai dari matahari terbit hingga terbenam yang disertai niat. Puasa Ramadhan selain merupakan salah satu rukun Islam, juga merupakan tanda ketakwaan seorang hamba kepada Allah SWT. Dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ. [البقرة/183]
 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. [Q.S. Al-Baqarah: 183]

Keutamaan-keutamaan Bulan Ramadhan
Banyak sekali Keutamaan-keutamaan bulan Ramadhan, di antaranya: 
1. Bulan Ramadhan adalah bulan yang permulaannya adalah rahmat (kasih sayang) dari Allah SWT, pertengahannya adalah ampunan-Nya dan akhirannya adalah pembebasan dari api neraka. Demikianlah berita gembira dari Baginda Rasulillah Muhammad SAW dalam hadits riwayat Imam Baihaqi, Imam Ibnu Khuzaimah dan lain-lain.
2. Keutamaan berpuasa di bulan Ramadhan tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT. Dalam sebuah hadits disebutkan: “Seandainya hamba-hamba Allah tahu apa-apa (pahala dan keutamaan) yang ada di bulan Ramadhan, niscaya umatku akan mengharap semua tahun menjadi Ramadhan”. [H.R. Imam Ibnu Khuzaimah dan Imam Baihaqi]. Hal itu karena kebaikan pada bulan Ramadhan dikumpulkan, ketaatan diterima, doa-doa dikabulkan, dosa-dosa diampuni dan surga rindu kepada orang-orang yang berpuasa. Dalam Hadits Qudsi Allah SWT berfirman : “Semua amal-kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus lipat ganda, kecuali puasa, karena puasa adalah untuk dan kepunyaan-Ku, maka Aku-lah yang akan membalasnya (langsung)”. [H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim]
3. Keutamaan bulan Ramadhan sangat tampak jelas sekali dengan dua keiistimewaan:
a. Turunnya al-Qur’an al-Karim pada bulan itu. Allah SWT berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ.[البقرة/185]
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”. [Q.S. Al-Baqarah : 185]
b. Malam Lailatul Qadar. Yaitu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah SWT berfirman:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ. [القدر/15-]
 “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan (Lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. [Q.S. Al-Qadr : 1-5]
4. Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya terdapat sifat-sifat yang menyerupai sifat-sifat ketuhanan, yaitu sifat sabar (sabar menahan lapar dan dahaga karena untuk meraih ridha Allah SWT). Sedangkan sabar balasannya adalah surga.
5. Bulan Ramadhan adalah bulan dimana amal kebaikan akan dilipat gandakan, yaitu melakukan satu kebaikan atau satu fardhu pahalanya sebanding dengan pahala tujuh puluh kali orang yang melakukakannya pada selain bulan Ramadhan.
6. Membimbing manusia agar mempunyai solidaritas yang tinggi.
7. Rizki orang mukmin akan ditambah pada bulan Ramadhan.
8. Seseorang yang memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa, hal itu akan menjadikan dosa-dosanya diampuni dan dibebaskan dari api neraka. 
Dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Shahabat Salman al-Farisi RA berkata: “Rasulullah SAW memberi khutbah kepada kami pada hari terakhir bulan Sya’ban, beliau bersabda : “Wahai manusia, sungguh semua bulan yang agung telah menaungi kalian, bulan yang penuh berkah, bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, Allah menjadikan puasanya wajib, beribadah pada malam harinya adalah kesunahan. Barangsiapa bertaqarrub (mendekatkan diri kepada Allah) dengan melakukan satu kebaikan atau melakukan satu ibadah wajib, maka ia seperti orang yang melakukan tujuh puluh ibadah wajib pada selain bulan itu. Bulan itu adalah bulan sabar, sedangkan sabar pahalanya adalah surga, bulan untuk menderma, bulan yang di dalamnya rizki seorang mukmin ditambah. Barangsiapa memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang puasa, hal itu akan menjadikan dosa-dosanya diampuni, dibebasankan dari api neraka dan ia mendapatkan pahala yang sama dengan pahala orang yang berpuasa itu”. [H.R. Imam Ibnu Khuzaimah]
9. Di bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para syaithan dibelenggu. Hal ini sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Baihaqi dan lain-lain.
10. Bulan dimana pada permulaan malamnya Allah SWT melihat hamba-hamba-Nya (dengan rahmat-kasih sayang-Nya), dan jika Allah SWT sudah melihat hamba-Nya, maka hamba itu tidak akan disiksa selama-lamanya, dan pada tiap hari dan malamnya Allah SWT membebaskan sejuta hambanya dari api neraka. Sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Ibnu Shashri dalam kitab Amalinya.
11. Bulan dimana setiap waktu berbuka Allah SWT memerdekakan sejuta hamba-Nya dari api neraka. Sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Ibnu Hibban.
12. Bulan Ramadhan adalah pemimpin bulan-bulan yang lain, sebagaimana Lailatul Qadar pemimpin malam-malam yang lain .
13. Perumpamaan bulan Ramadhan dengan bulan-bulan yang lain adalah seperti hati di dalam dada, seperti para nabi dengan manusia biasa dan seperti tanah haram dengan negara-negara yang lain. Jika Dajjal tercegah dan tidak bisa menyentuh tanah haram, maka bulan Ramadhan dapat membelenggu para syaithan. Jika para nabi penyafaat bagi orang-orang yang berbuat dosa, maka bulan Ramadhan penyafaat bagi orang-orang yang berpuasa. Jika hati dihiasi dengan nur-cahaya ma’rifat dan keimanan, maka pada bulan Ramadhan dihiasi dengan nur-cahaya membaca al-Qur’an. Barang siapa dosa-dosanya tidak diampuni pada bulan Ramadhan, maka di bulan apalagi ia akan diampuni. Oleh karena itu bertaubatlah kepada Allah SWT sebelum pintu-pintu taubat ditutup dan sebelum hilang waktu-waktu kembali kepada-Nya. Menangislah, sebelum waktu-waktu menangis telah usai .

Hikmah Dan Sirri-Rahasia Puasa Ramadhan
Seyogyanya bagi setiap muslim untuk mengetahui sebelumnya, bahwa puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT. Pengertiannya sebagai ibadah, hendaknya yang menjadi dorongan bagi kita dalam melaksanakannya kerana semata-mata untuk memenuhi perintah Allah SWT, menjawab seruan-Nya dan melaksanakan hak-hak penghambaan kepada-Nya tanpa lebih dulu memandang terhadap hikmah apa saja yang dihasilkan dari ibadah puasa tersebut. Jika seorang muslim telah melakukan yang demikian itu, maka tiada mengapa ia mencermati dan menghayati hikmah dan sirri-rahasia ketuhanan yang terkandung pada ibadah tersebut. Karena tidak diragukan lagi bahwa setiap hukum-hukum Allah pasti terdapat hikmah dan sirri-rahasia serta faidah yang kembali kepada hamba-hamba-Nya, hanya saja mereka tidak diharuskan untuk mengetahuinya.
Kalau kita mencermati dan menghayati, maka kita akan menemukan banyak sekali hikmah, sirri-rahasia dan faidah-faidah yang terkandung dalam puasa di bulan Ramadhan, antara lain adalah: 
1. Sesungguhnya hakikat puasa yang benar dapat membangkitkan hati seorang mukmin untuk muraqabah (selalu mengawasi dan memantau hati agar selalu ingat kepada Allah). Demikian itu karena sesungguhnya orang yang berpuasa tidak melewati dan berlalu dari waktu-waktu siangnya dalam keadaan berpuasa, sehingga ia merasa lapar dan dahaga, sementara nafsunya selalu mengajak untuk makan dan minum, akan tetapi kesadarannya bahwa ia sedang berpuasa menghalang-halanginya untuk tidak menuruti terhadap kesenangan nafsunya, dimana hal itu semata-mata untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Dengan adanya saling tarik menarik antara menuruti nafsu dan melaksanakan perintah Allah SWT ini kemudian membuahkan kebangkitan hati, meningkatkan kesadaran muraqabah kepada Allah SWT dan selalu ingat akan kebesaran dan keagungan kekuasaan-Nya, sebagaimana ia ingat dan sadar bahwa dirinya adalah hamba yang harus tunduk terhadap ketetapan-Nya dan merealisasikan terhadap kehendak-Nya.
2. Bulan Ramadhan adalah bulan yang suci dan mulia di antara bulan-bulan yang lain. Di bulan ini Allah SWT menghendaki agar hamba-hamba-Nya memenuhi dan mengisi waktu-waktunya dengan berbagai bentuk ketaatan dan ibadah, mewujudkan keluhuran makna pengabdiannya kepada Allah SWT. Semua itu tentunya sulit sekali terwujudkan jika di depan kita terdapat suguhan (jawa=rampatan) makanan dan minuman, perut dalam keadaan penuh dan uap makananpun naik ke fikiran dan otak. Oleh karena itu syari’at puasa di bulan ini adalah cara yang paling mudah untuk mewujudkan semua itu dan untuk melaksanakan kewajiban mengabdi di dalamnya.
3. Kehidupan seorang muslim yang selalu dalam kedaan kenyang, tentunya sudah wajar jika membuat perasaannya kotor, penuh dengan hal-hal yang menyebabkan hatinya keras dan mendorong dirinya melakukan perbuatan-perbuatan keji. Padahal yang demikian itu sangat bertentangan dengan pribadi seorang muslim sejati. Oleh karena itu syari’at puasa dapat menjernihkan pribadi dan nafsu seorang muslim dan dapat menajamkan perasaanya.
4. Sesungguhnya sebagian dari prinsip-prinsip kehidupan yang dapat membangkitkan masyarakat Islam adalah saling peduli dan saling mengasihani antara yang satu dengan yang lain. Namun sangat sulit sekali seorang yang kaya dapat mengasihani yang miskin dengan kasih sayang yang sebenarnya jika ia dalam sela-sela kehidupannya tidak pernah merasakan pahit dan getirnya kefakiran dan rasa lapar. Maka bulan puasa adalah momen terbaik yang dapat menjadikan si kaya sadar dan merasakan apa yang dirasakan oleh si miskin. Bulan puasa itu pula dapat menjadikan si kaya hidup bersama si miskin dengan bersama-sama merasakan pahit dan getirnya kemiskinan karena perut selalu dililit rasa lapar. Oleh karena itu puasa adalah sebaik-baiknya keadaan yang dapat membangkitkan rasa saling berkasih sayang, kepedulian dan solidaritas yang tinggi .
-Wallahu A’lam-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar