Ketika sedang berwudlu', kadang-kadang kita mendengar sebagian teman kita membaca doa-doa atau dzikir tertentu ketika membasuh atau mengusap anggota wudlu'. Yang menjadi pertanyaan kita, apakah doa-doa itu disunnahkan?
Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, lebih dulu kita harus mengetahui beberapa hal berikut ini:
1. Bahwa orang yang berwudlu', dan ketika wudlu' tidak berdzikir kepada Allah SWT, wudlu'nya tetap dianggap sah. Begitu juga seseorang yang berwudlu, ketika berwudlu' berbicara tentang urusan dunia, wudlu'nya juga tetap sah.
2. Akan tetapi mana yang lebih baik ketika kita wudlu', diam atau berdzikir kepada Allah? Sekelompok ulama mengatakan bahwa diam ketika wudlu' adalah lebih baik. Itu karena mengikuti terhadap apa yang dikerjakan oleh Nabi SAW. Sekelompok ulama yang lain mengatakan bahwa yang lebih utama adalah berdzikir. Hal ini berdasarkan keumuman perintah untuk berdzikir kapanpun dan dimanapun, juga karena tidak ada larangan dalam masalah itu.
Perbedaan pendapat dalam masalah ini sebenarnya muncul dari pemahaman hadits "Barang siapa membuat hal baru dalam urusan (agama) kami yang bukan bagian dari agama, maka tidak diterima." (H.R. Bukhari Muslim).
Kelompok yang berpendapat bahwa diam lebih baik mengatakan bahwa mengucapkan dzikir pada anggota-anggota wudlu dianggap sebagai perbuatan yang mengada-ada dalam agama. Sedangkan kelompok yang berpendapat bahwa berdzikir lebih baik mengatakan bahwa dzikir merupakan hal yang dianjurkan secara umum, tanpa dibatasi dengan zaman atau tempat, sebagaimana firman Allah SWT:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا. [الأحزاب/41، 42]
"Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang." (Q.S. al-Ahzab: 41-42).
Dzikir ketika membasuh atau mengusap anggota wudlu' di tengah-tengah wudlu' termasuk ke dalam perintah ayat tersebut yang bersifat umum dan bukan melakukan sesuatu yang mengada-ada dalam agama. Memang doa-doa tersebut tidak terdapat dalam hadits-hadits Nabi, akan tetapi Imam Nawawi dalam kitabnya al-Adzkar menulis: "Para Ahli Fiqh berkata: "Disunnahkan ketika wudlu' untuk membaca doa-doa yang datang dari ulama salaf." Imam al-Adzra'i berkata: "Hendaknya doa-doa itu tidaklah ditinggalkan, tapi juga hendaknya tidak diyakini sebagai sunnah, karena tidak ada hadits yang menetapkan doa-doa itu."
Doa-doa tersebut adalah sebagai berikut:
1. Setelah basmalah membaca:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِىْ جَعَلَ الْمَاءَ طَهُوْرًا.
"Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air sebagai sesuatu yang mensucikan."
2. Ketika berkumur membaca:
اَللَّهُمَّ اسْقِنِىْ مِنْ حَوْضِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَأْسًا لاَ أَظْمَأُ بَعَدَهُ أَبَدًا.
"Ya Allah, berilah aku minum dari telaga Nabi-Mu SAW dengan gelas yang menyebabkan aku tidak merasa haus lagi selamanya."
3. Ketika istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung) membaca:
اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنِىْ رَائِحَةَ نَعِيْمِكَ وَجَنَّاتِكَ.
"Ya Allah, janganlah Engkau haramkan bagiku aroma kenikmatan dan surga-Mu."
4. Ketika membasuh wajah membaca:
اَللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِىْ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ.
"Ya Allah, putihkanlah wajahku pada hari (kiamat) ketika Engkau memutihkan wajah-wajah (orang-orang yang beriman) dan menghitamkan wajah-wajah (orang-orang kafir)."
5. Ketika membasuh kedua tangan membaca:
اَللَّهُمَّ أَعْطِنِىْ كِتَابِىْ بِيَمِيْنِىْ وَحَاسِبْنِىْ حِسَابًا يَسِيْرًا، اَللَّهُمَّ لاَ تُعْطِنِىْ كِتَابِىْ بِشِمَالِىْ وَلاَ مِنْ وَرَاءِ ظَهْرِىْ.
"Ya Allah, berikanlah kitabku dengan tangan kananku dan hisablah aku dengan hisab yang mudah. Ya Allah, janganlah Engkau berikan kitabku dengan tangan kiriku dan jangan dari belakang punggungku."
6. Ketika mengusap sebagian kepala membaca:
اَللَّهُمَّ حَرِّمْ شَعْرِىْ وَبَشَرِىْ عَلَى النَّار.
"Ya Allah, lindungilah rambut dan kulitku dari api neraka."
7. Ketika mengusap kedua telinga membaca:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتْبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ.
"Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang mendengarkan perkataan (yang baik) dan mengikuti kebaikan perkataan itu."
8. Ketika membasuh kedua kaki membaca:
اَللَّهُمَّ ثَبِّتْ قَدَمَيَّ عَلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ.
"Ya Allah, tetapkanlah kedua telapak kakiku di atas jalan yang lurus."
Doa-doa di atas tidak masalah untuk diamalkan, walaupun tidak terdapat dalam hadits-hadits Nabi SAW, karena doa-doa tersebut termasuk dalam perintah umum untuk berdzikir kepada Allah SWT dan tidak ada dalil yang melarangnya. (Disarikan dari Fatawi al-Azhar oleh Syeikh Athiyyah Shaqr)
Ass. wr. wb. Aku copypaste ya, buat anakku belajar. Makasih. Wass
BalasHapusBoleh ya aku copy untuk mengajar adik-adik di TPA :))
BalasHapusJazaakallah khaiir...