Kamis, 10 September 2009

Rakernas III Al-Khidmah: DARI SUKOLILO UNTUK DUNIA

Sabtu pagi, 05 September 2009 antrian panjang terjadi di lobi Asrama Haji Sukolilo Surabaya. Mereka tampak antusias sekali difoto untuk dibuatkan ID card. Ya, hari itu sesuai dengan agenda akan dilangsungkan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Al-Khidmah ke III yang agenda utamanya adalah membahas rencana Musyawarah Nasional (MUNAS) Al-Khidmah ke II.
Menurut keterangan Ketua Pelaksana, H. Agus Adib Fanani, Rakernas itu terpaksa diadakan dalam Bulan Ramadhan mengingat semakin dekatnya pelaksanaan Munas ke II, karena tidak mungkin jika Rakernas itu diadakan pada bulan Syawal, mengingat jadwal kegiatan Majlis Dzikir Dan Maulidurrasul SAW yang rutin diadakan oleh Jamaah Al-Khidmah pada Bulan Syawal yang akan datang sangat padat sekali, bahkan seluruh hari Ahad dalam Bulan Syawal sudah terisi dengan kegiatan. “Ahad ke 2 Majlis Dzikir di Singapura, Ahad ke 3 di Malaysia, Ahad ke 4 di Asmaraqandi Tuban dan Ahad ke 5 Insya Allah di Denpasar Bali”, terang Gus Adib.
Rakernas bertempat di hall Birr Ali lantai II, ruangan ber-AC dengan kapasitas 500 tempat duduk itu sudah tampak penuh ketika acara pembukaan dimulai tepat pukul 08.00, bahkan panitia terpaksa menambah kursi karena banyak peserta yang tidak kebagian tempat duduk.
Melihat daftar registrasi, peserta Rakernas adalah utusan Pengurus Al-Khidmah dari kabupaten/kota se-Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta dan luar jawa yang terdiri dari Ketua dan Wakil Ketua Al-Khidmah, Ketua dan Wakil Ketua Thariqah serta para imam khushushi. Dalam daftar registrasi terdapat pula utusan dari Singapura dan Presiden (Ketua Umum) Al-Khidmah dan Ketua Thariqah dari negeri jiran Malaysia.

5 PILAR, WARISAN HADLROTUS SYAIKH RA.
Acara Rakernas dibuka dengan pembacaan Surat Al-Fatihah yang dipimpin oleh Pengasuh Pondok Pesantren APIS Blitar yang juga Ketua Thariqah Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah Al-Usmaniyyah Kabupaten Blitar, KH. Imam Suhrawardi. Selanjutnya dalam Sidang Pleno I yang materinya Pengesahan Jadwal Dan Tata Tertib Persidangan terpilih empat orang pimpinan sidang, yaitu: Bpk. Wisjnubroto Heruputranto SH, KH. Najib Zamzami, Bpk. Muntiarso dan Bpk. Drs. Imam Subekti.
Sidang Pleno II berisi pemaparan materi 5 PILAR yang didahului oleh uraian umum tentang 5 PILAR oleh Bpk. Wawan Setiawan SH. Mantan Ketua Ikatan Notaris Se-Indonesia selama dua periode yang sangat dekat dengan Hadlratus Syaikh sekaligus sebagai sesepuh Al-Khidmah ini memaparkan panjang lebar tentang apa itu 5 Pilar. 
Inilah kutipan dari penjelasan tentang 5 PILAR yang disampaikan oleh Bpk. Wawan Setiawan SH:

LIMA PILAR SOKOGURU TUNTUNAN DAN BIMBINGAN HADLRATUS SYAIKH ACHMAD ASRORI AL ISHAQI RA 

A. PENGERTIAN
1. Lima Pilar Utama merupakan dan menjadi SOKOGURU, tuntunan dan bimbingan, serta fatwa dan amanat wasiat Hadlratus Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqi, RA selaku mursyid - guru thoriqoh, terdiri dari 5 (lima) hal pokok, yang wajib untuk ditaati dan diamalkan oleh setiap dan segenap murid thariqah dan jama'ahnya, dengan mengikut contoh suritauladan beliau.
2. Lima Pilar Utama yang menjadi SOKOGURU tuntunan serta bimbingan Hadlratus Syaikh itu, meliputi dan terdiri dari:
1) hal yang berkenaan dengan al-Thariqah;
2) hal yang berkenaan dengan Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah;
3) hal yang berkenaan dengan Yayasan Al-Khidmah Indonesia;
4) hal yang berkenaan dengan Perkumpulan Jama'ah Al-Khidmah;
5) hal yang berkenaan dengan Keluarga Hadlratus Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqi RA, yaitu istri serta putra-putri keturunannya.
3. Jamaah Thariqah al-Qadiriyyah Wa al-Naqsyabandiyyah, Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah, Yayasan Al-Khidmah Indonesia, Perkumpulan Jama’ah Al-Khidmah dan Keluarga dihimpun dalam satu wadah bernama LIMA PILAR yang menjadi SOKO GURU penerus ajaran, tuntunan dan bimbingan Hadlratus Syaikh Achmad Asrori Al Ishaqi RA untuk melestarikan perjalanan, lelampahan dan perjuangan Beliau.

B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud ditetapkannya ke-5 (lima) pilar utama sebagai sokoguru tuntunan dan bimbingan Hadlratus Syaikh adalah untuk dijadikan dasar dan ageman serta pedoman dan landasan yang kuat, bagi dan oleh setiap dan segenap murid thariqah serta jamaahnya di dalam berkhidmah. Tujuan dituangkannya dalam sebuah naskah, untuk dan agar supaya menjadi sebuah kodifikasi dan dokumentasi guna menjamin adanya kepastian dan kemurnian yang abadi dan lestari, memelihara serta menjaga keasliannya, selain dari pada itu menghindari dan mencegah pemalsuan, kepalsuan, penyimpangan atau penyelewengan yang dilakukan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab.

C. POKOK-POKOK PENYUSUNAN NASKAH
Untuk memberikan pengertian dan pemahaman yang jelas dan pasti mengenai Lima Pilar Utama yang menjadi Sokoguru tuntunan dan bimbingan Hadlratus Syaikh maka perlu disusun dan dituangkan dalam suatu naskah yang merupakan sebuah dokumen resmi, secara sistematis sebagai berikut:
1. Pokok dan Prinsip Dasar Tuntunan dan Bimbingan Thariqah
2. Pokok dan Prinsip Dasar Pengelolaan Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah
3. Pokok dan Prinsip Dasar Pengelolaan Yayasan Al-Khidmah Indonesia
4. Pokok dan Prinsip Dasar Organisasi Perkumpulan Jama'ah Al-Khidmah
5. Partisipasi dan Wujud Rasa Tanggungjawab Pemangku Keluarga

D. PELAKSANAAN
1. Ke-Lima Pilar Utama berkewajiban untuk membentuk suatu lembaga atau badan yang disebut Majelis Penentu Kebijakan, yang anggotanya terdiri dari perwakilan/pemangku masing-masing pilar.
2. Majelis Penentu Kebijakan secara kolektif dan kolegial, berwenang dan berhak serta berkuasa untuk menentukan garis kebijakan kelima pilar, secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
3. Segala keputusan majelis dinyatakan sah dan dapat diterima atau dibenarkan, apabila disetujui serta disepakati secara aklamasi, oleh-dan melalui musyawarah kelima pilar tersebut dengan ketentuan apabila salah satu dari kelima pilar tersebut, tidak meyetujuinya, maka keputusan tersebut batal demi hukum.
4. Majelis Penentu Kebijakan dapat memilih dan mengangkat serta menunjuk seorang koordinator, yang akan mengatur mekanisme kerja dan menjalankan kegiatan roda organisasi Majelis.
5. Semua Pelaksanaan Lima Pilar maupun Majelis, dituangkan didalam bentuk peraturan yang dibuat dan ditentukan oleh Majelis.
Sesi berikutnya adalah uraian masing-masing pilar dari kelima pilar, sesuai dengan jadwal Drs. H. Ainul Huri sebagai Ketua Yayasan Al-Khidmah Indonesia (YAKIN) menguraikan tentang sejarah dan kiprah yayasan. Inilah cuplikannya:
Yayasan Al-Khidmah Indonesia didirikan pada tahun 1995 / 1415 H. YAKIN didirikan sebagai persyaratan untuk mendirikan pendidikan formal, menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dan ibadah dan untuk mencari dana keperluan Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah.
Sesuai dengan amanat Hadlratus Syaikh RA, H. Ainul juga menjelaskan bahwa pengurus yayasan tidak diperkenankan menangani pendidikan secara langsung, beliau juga menegaskan bahwa YAKIN sama sekali tidak punya aset. Sejak berdirinya ketua YAKIN dijabat oleh Bpk Drs. Ainul Huri, Sekretaris : Prof. drg. Coen Pramono dan bendaharanya adalah drg. Jusuf Sjamsudin.
Selanjutnya Ust. Musyaffa’ dan Ust. Choirus Sholihin mewakili Pilar Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah menjelaskan tentang kepondokan. Hal-hal yang ditekankan adalah amanat-amanat dari Hadlratus Syaikh yang tidak boleh dirubah sampai kapanpun, diantaranya : Rasio perbandingan pelajaran agama dan umum adalah 70 % : 30 %, pakaian untuk sekolah adalah kopyah putih, sarung dan jubah putih, kegiatan-kegiatan Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah ada tiga. Pertama; kegiatan yang bersifat Syiar. Kedua; wadlifah. Ketiga; pendidikan. Serta hal-hal lain tentang kepondokan.
Pada saat pemaparan tentang Pilar Pemangku Keluarga yang diwakili oleh Bpk. Emil Sanif Tarigan, hujan air mata tak terelakan. Pak Emil, begitu panggilan akrab beliau, mengajak para peserta Rakernas untuk merenung sejenak tentang kepulangan Hadlratus Syaikh RA keharibaan Allah SWT. Pak Emil juga membacakan SMS yang dibuat dan dikirimkan oleh Hadlratus Syaikh pada tanggal 3 mei 2009. SMS itu menggambarkan betapa rasa cinta Beliau kepada murid-muridnya jauh melebihi dari apa yang dilihat, dirasa dan dibayangkan selama ini.
Pada sesi pemaparan Pilar Jamaah Al-Khidmah, H. Hasanuddin SH sebagai Ketua Umum tidak banyak menyampaikan materi. Intinya Bung Has mengajak kepada para pengurus dan anggota Jamaah Al-Khidmah untuk tetap melestarikan program-program Al-Khidmah yang selama ini telah berjalan seperti ketika Hadlratus Syaikh RA belum berpulang.
Ketua Pusat Thariqah Abdur Rosyid, didampingi oleh ustadz senior Al-Fithrah Wahdi Alawy, mendapat giliran terakhir untuk memaparkan tentang kethariqahan. Berikut cuplikannya :
1. Pada pengajian Ahad ke-II tanggal 12 Rajab 1430 H / 5 Juli 2009 Hadlratus Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqi RA menyatakan tidak ada orang yang bisa menggantikan beliau sebagai guru mursyid penerus beliau.
Syarat untuk menjadi mursyid:
1. Mengetahui dan meyakini aqidah Ahli Sunnah Wal Jama'ah dalam bidang Tauhid.  
2. Mengetahui dan mengerti Allah (ma'rifat billah). 
3. Mengetahui hukum-hukum fardhu 'ain. 
4. Mengetahui dan mengerti adab-adab dalam hati, cara membersihkannya, menyempur¬nakan¬nya, melirik dan melihat terhadap penyakit-penyakit jiwa.
5. Telah diberi restu dan izin dari gurunya. 
2. Imam Khushushi adalah orang-orang yang telah ditunjuk oleh Hadlratus Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqi RA untuk menjadi imam Khushushy. Selain memimpin majlis Khushushi di wilayahnya masing-masing, imam khushushi semampu mampunya mengikuti majlis Khushushi di Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah.
3. Hanya murid thariqah yang telah ditunjuk oleh mursyid/guru thariqahnya sajalah yang dapat dan diperbolehkan menjadi dan sebagai imam khushushi untuk/dari jama’ah thariqah yang bersangkutan.
4. Seorang imam Khushushi yang ditunjuk dan telah ditetapkan oleh seorang mursyid/guru thariqah, tidak diberi kekuasaan dan/atau kewenangan sama sekali, dan oleh karenanya, dia tidak diperbolehkan untuk menunjuk dan/atau mengangkat seseorang, atau orang lain sebagai pengganti dirinya dan/atau untuk mewakili dirinya selaku imam khushushy.
5. Organisasi Kepengurusan Thariqah:
• Tentang organisasi thariqah merujuk kepada buku Pedoman Kepemimpinan dan kepengurusan dalam kegiatan dan Amaliah al-Thariqah dan Al-Khidmah.
• Hadlratus Syaikh telah menetapkan kepengurusan jamaah terdiri dari kepengurusan Jamaah Thariqah, Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah, Yayasan Al-Khidmah Indonesia dan Perkumpulan Jamaah Al-Khidmah.
• Hadlratus Syaikh mewajibkan seluruh murid dan jama’ah untuk tunduk dan taat kepada ketentuan yang telah ditentukan oleh pengurus.
• Hadlratus Syaikh telah menegaskan dalam majlis sowanan terakhir hari Ahad tanggal 19 Juli 2009 (27 Rajab 1430 H) “….bahwa beliau tidak meridloi orang yang ingkar terhadap kepengurusan dan melarang seluruh murid dan jamaah untuk menghadiri majlis yang diadakan oleh orang tersebut...”.


KESEPAKATAN
Selain menghasilkan keputusan bahwa MUNAS III Al-Khidmah akan diselenggarakan pada Bulan Desember 2009 di Semarang Jawa Tengah, rakernas juga menghasilkan 7 butir kesepakatan yang ditandatangani oleh perwakilan masing-masing pilar. 7 butir kesepakatan itu adalah: Kesepakatan Bersama Tentang Prinsip Dasar Tuntunan Dan Bimbingan Hadlratus Syaikh Achmad Asrori Al Ishaqi Ra.
Dengan Rahmat dan Ridlo Allah SWT MAJLIS LIMA PILAR Berdasarkan atas Pengajian Ahad Wada’ dan Kitab Al-Muntakhabat fi Rabithatil Qalbiyyah wa Shilatir Ruhiyyah, yang dikarang oleh Beliau, Hadlratus Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqi RA.
Dengan ini, bersepakat, bersetuju, bersepaham, berbulat tekad dengan keyakinan i’tiqad yang kuat secara utuh, penuh, menyeluruh, paripurna dan murni, untuk secara bersama-sama bersaksi dan menyaksikan bahwa:
1. Beliau Hadlratus Syaikh, telah menyampaikan berbagai hal tentang Thariqah, Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah, Yayasan Al-Khidmah Indonesia, Perkumpulan Jamaah Al-Khidmah dan Keluarga, yang terejawantahkan pada LIMA PILAR sebagai Prinsip Dasar Ajaran, Tuntunan dan Bimbingan, Beliau Hadlratus Syaikh.
2. Beliau Hadlratus Syaikh, belum pernah, tidak pernah membicarakan, menunjuk, menetapkan, merestui seseorang, sebagai pengganti, wakil Beliau, menduduki, menempati kedudukan Mursyid dan/atau sebagai Mursyid penerus Beliau untuk membawa bendera Thariqah Al-Qadiriyah Wa al-Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah, setelah Beliau. 
3. Beliau Hadlratus Syaikh, menetapkan bahwa murid Thariqah Al-Qadiriyah Wa al-Naqsyabandiyah Al-Utsmaniyah adalah seseorang yang telah berbai’at tarbiyah secara khusus kepada Hadlaratus Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqi RA.
4. Beliau Hadlratus Syaikh, menetapkan bahwa Imam Khususi adalah orang-orang yang telah ditunjuk, direstui dan ditetapkan oleh Hadlratus Syaikh Achmad Asrori Al-Ishaqi RA. untuk menjadi Imam Khususi.
5. Beliau Hadlratus Syaikh, telah menetapkan kepengurusan pada masing-masing Jama’ah Thariqah, Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah, Yayasan Al-Khidmah Indonesia, Perkumpulan Jama’ah Al-Khidmah, menguraikan pemangku keluarga yang terdiri dari istri dan anak-anak beliau serta mewajibkan seluruh murid dan jama’ah untuk tunduk dan taat kepada ketentuan yang telah ditentukan oleh Pengurus. Bahwa beliau Hadratus Syaikh tidak ridlo (dunia-akhirat) kepada orang yang ingkar terhadap kepengurusan dan didasari oleh rasa tidak benci pada orang tersebut, melarang seluruh murid dan jama’ah untuk menghadiri majlis yang diadakan oleh orang tersebut.
6. Beliau Hadlratus Syaikh, telah menetapkan peruntukan masing-masing lahan pada lokasi denah pondok dan menetapkan bentuk pondok yang standard sebagai / untuk menjadi ciri Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah dan Pondok lain yang sama, menyamakan, disamakan dengan Pondok Al-Fithrah, pada tempat lain. 
7. Beliau Hadlratus Syaikh, telah menetapkan lahan peruntukan makam/pesarean yang dikhususkan untuk keluarga; Beliau sendiri, Istri Beliau dan Putra-Putri Beliau. 
Demikian kesepakatan bersama ini dideklarasikan, disahkan pada tanggal ditetapkan, dan ditanda tangani oleh pimpinan sidang, beserta perwakilan peserta masing-masing pilar, sebagaimana terlampir.
Ditetapkan di : Surabaya
Pada tanggal: 15 Ramadan 1430 H.
5 September 2009

Ada yang istimewa dalam penutupan Rakernas itu, yaitu kehadiran Habib Thahir Bin Abdullah al-Kaaf yang sengaja datang dari Tegal Jawa Tengah untuk memberikan mau’idzah pemantapan untuk seluruh Pengurus Al-Khidmah dan Thariqah pasca kepulangan Hadlratus Syaikh RA keharibaan-Nya. Dalam kesempatan itu Habib mengingatkan bahwa Hadlratus Syaikh meninggalkan murid dan jama’ah sebatas jasad kasarnya saja, adapun ruhaniyah Beliau akan selalu menyertai perjalanan murid dan jama’ah. Semoga. (Junior K-9)